Senin, 16 Februari 2009

Satu dari 1000 script KS

SATU DARI 1000 SCRIPT KS

FEBRUARY, 2008

I. Kamar tidur pt.1

Suasana pagi menjelang siang. Tirai jendela bergerak-gerak terhempas angin. Udara seakan terasa hangat dan lembut. Terlihat ada banyak perabot dan barang pernak-pernik di dalam kamar, termasuk foto-foto yang dipajang.

YARA

Aku seorang gadis yang kurang beruntung. Semenjak kecil sakit-sakitan. Sering pula keluar masuk rumah sakit. Tubuhku lemah dan sangat tergantung pada obat-obatan.

Tampak Yara terbaring lemah di atas ranjangnya. Kedua matanya terpejam dan tiba-tiba dia membukanya pelan, mengerjap beberapa kali lalu duduk.

YARA

Cepat atau lambat aku akan meninggalkan dunia ini, meskipun aku tidak tahu kapan waktunya. Setiap malam saat akan tidur, aku selalu membayangkan seperti apa dunia ini esok hari ketika aku membuka mata. Apakah masih sama ataukah berubah?

Yara berjalan menuju jendela dan berdiri di sana. Memandang keluar dengan tatapan kosong.

Hari ini aku menunggu kedatangan banyak orang. Mereka adalah orang-orang yang sangat berpengaruh dalam hidupku. Tanpa mereka mungkin aku tidak bisa hidup sampai selama ini. Hanya mereka yang bisa memberikanku semangat untuk tetap hidup. Mereka juga alasanku untuk tetap bertahan hidup dengan jantungku yang lemah ini. Tapi aku tidak menyesalkannya. Tidak ada yang seperti aku di dunia ini, memiliki banyak sahabat yang sangat mencintai dan menjagaku. Akulah satu dari seribu di dunia ini.

II. Kamar Tidur pt.2

Pintu kamar membuka, muncul kepala gadis dari luar pintu mengintip ke dalam. Begitu berpapasan mata dengan Yara dia langsung tersenyum lebar dan buru-buru masuk ke dalam sambil membuka kedua tangannya dan menyerukan nama Yata . Kemudian mereka berpelukan.

YARA

Ini salah seorang sahabatku, namanya Firni. Dia gadis tomboy yang sangat berhati lembut. Penampilannya selalu jauh dari feminin tapi dia adalah tempat mengobrol paling nyaman. Tutur katanya lembut dan hangat. Dia orang yang paling sering ada untukku selama ini, dan dia juga orang yang selalu paling pertama datang setiap kami semua mengadakan pertemuan.

FIRNI

Kangen deh sama kamu! Gimana? Udah ngerasa enakan badannya? Kamu kenapa nggak tiduran? Ayo baringan lagi di kasur.

Firni merangkul Yara kembali ke ranjangnya, lalu mereka duduk berdua di sana dan kembali mengobrol sambil tertawa-tawa.

III. Kamar Tidur pt.3

Pintu kamar diketuk dari luar. Firni membukakannya. Muncul dua orang gadis yang masing-masing berpenampilan berbeda. Yang satu berpenampilan modis dan yang satu lagi berpenampilan kuno serta memakai kaca mata. Mereka langsung berseru girang begitu saling temu satu sama lain. Mereka bertiga berpelukan dan langsung berjalan menuju Yara. Mereka memeluk dan menciumi Yara satu persatu sambil kemudian duduk di pinggir ranjang, mengelilingi Yara.

YARA

Yang cantik dan modis ini namanya Amel. Dia yang paling sering dikejar oleh para lelaki karena pembawaannya yang ramah dan anggun. Di samping itu juga dia banyak tersenyum kepada orang-orang yang ditemuinya, tapi sayangnya dia terlalu selektif dalam memilih pacar. Itulah yang membuatnya hingga detik ini terus menjomblo dan membuat para lelaki yang mengejarnya bertekuk lutut habis-habisan karena dibuat payah memikirkannya.

Yang satu lagi namanya Anis. Dia paling pendiam di antara kami semua. Kemana-mana dia selalu membawa novel, dan bukan sembarang novel, harus novel berbahasa inggris. Dia sering terlihat autis karena di tengah ramainya kami semua mengobrol dan tertawa, dia akan berada di pojok ruangan, menyendiri dengan bukunya.

IV. Kamar Tidur pt.4

Pintu kamar tiba-tiba membuka lebar dan muncul seorang gadis dengan penampilan super dandan membawa banyak kantong belanjaan. Dia berseru girang sambil membuka kedua tangannya lebar-lebar. Satu persatu mereka saling berpelukan dan mencium pipi satu sama lain.

Di tengah obrolan ramai keempat orang sahabatnya, Yara terdiam memandangi mereka semua sambil tersenyum.

YARA

Namanya Eva. Semenjak dulu dialah orang paling ribut di antara kami semua. Bukannya aku tidak suka, justru aku sangat menyukainya. Dia bisa menjadi matahari untuk kami semua ketika langit mendung. Tawanya, gaya centilnya, dan cerewetnya meramaikan suasana, yang membuat kami semua merasa kehilangan setiap dia tidak ada. Dia juga yang paling konsumtif dan glamour di antara kami semua. Tetapi satu hal lagi yang membuatku menyayanginya, dia sama sekali tidak pelit dan juga tidak sombong. Setiap dia berbelanja, dia pasti membagikan barang-barangnya untuk kami semua. Seperti sekarang ini..

V. Kamar tidur pt.5

Eva membuka kantong-kantong belanjaannya, mengeluarkan beebrapa kotak sepatu dan baju lalu memberikannya ke sahabat-sahabatnya. Mereka tertawa-tawa dan mencium Eva sebagai tanda terima kasih.

Pintu kamar terbuka lagi untuk yang kesekian kalinya. Kali ini muncul seorang laki-laki dan seorang gadis berkerudung. Mereka masuk dengan gaya melompat dari pintu dan berseru ekras ke semua teman-temannya.

YARA

Ini Abay. Satu-satunya laki-laki dari kami semua. Meskipun begitu dia tetap tidak bisa bersikap seperti laki-laki sejati. Dia sedikit kemayu dan centil seperti Eva. Dia heboh seheboh ibu-ibu tukang gosip. Tapi di saat kami semua sedang berada dalam masalah atau salah seorang dari kami bertengkar satu sama lain, maka dia akan segera bertindak sebagai kepala dari kami semua karena dia satu-satunya yang laki-laki, dan kami semua seakan adik-adik kecil yang diasuhnya.

Astri duduk di samping Yara dan merangkulnya, menatapnya beberapa saat kemudian tersenyum dan beralih memandang sahabatnya yang lain. Yara balik memandangnya tanpa Astri tahu.

YARA

Namanya Astri. Dia yang paling galak di antara kami semua. Bukannya dia tidak pernah tertawa atau bercanda, tapi dia orang paling sensitif dan mudah tepancing emosinya. Dia juga yang paling ketus kalau berbicara, terutama dalam mengomentari sikap konsumtif Eva, mereka paling sering bertengkar. Memang sikap sinis dan komentar pedas dari mulut Astri sering bikin kita yang mendengarnya sakit hati. Tetapi aku bisa merasakan kalau sebenarnya itu dia lakukan karena dia sangat menyayangi kami semuanya. Itulah kenapa kami masih terus bersahabat hingga saat ini.

VI. Taman

Mereka semua duduk di atas rumput dan masing-masing melamun. Ada yang menatap ke langit dan ada juga yang menatap kosong pemandangan sekeliling.

EVA

Berbaring di atas pangkuan Firni sambil menerawang ke langit.

Dipikir-pikir mungkin salah juga ya selama ini aku terlalu banyak menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang sebetulnya masih bisa ditunda keperluannya. Berapa banyak ya uangku habis dipakai untuk beli ini dan itu selama ini? Mungkin alangkah lebih baik kalau uang-uang itu aku tabung atau aku sumbangkan.

ASTRI

Huh, apa aku bilang dari dulu. Tidak ada guna sama sekali kamu menghamburkan uang kamu hanya untuk foya-foya. Walaupun selalu disortir orang tua setiap bulan tapi tetap donk harus belajar hemat.

EVA

Aku tidak berfoya-foya, Astri! Jangan berlebihan! Kamu selalu begitu sama aku dari dulu. Kenapa sih??

FIRNI

Tolong..jangan mulai..

Anis yang duduk menyendiri sambil membaca buku langsung mengangkat kepalanya dan menatap semua sahabatnya dari balik kacamatanya.

EVA

Aku tidak memulai apa-apa. Aku hanya ingin berbagi dengan kalian, butuh saran..

ASTRI

Yang aku ucapkan barusan apa namanya kalau bukan saran?

EVA

Itu sama sekali bukan saran, tapi hujatan! Kamu selalu begitu dari dulu, tri, omongan kamu selalu pedas, nyakitin hati!

ABAY

Aduh udah deh kenapa malah jadi berantem begini sih? Ini Cuma masalah kecil, jangan kalian jadi seperti anak kecil membesar-besarkannya.

ASTRI

Jangan sok dewasa, Bay.. Disini orang dewasa semua, tidak ada anak kecilnya.. Memang ini cuma masalah sepele, Eva sendiri yang mendramatisir..

EVA

Apa?? Kamu bilang aku mendramatisir?? Heh, semua orang jika diperlakukan seperti tadi oleh kamu pasti suasana akan berubah menjadi dramatisir.. Kamu yang harusnya sadar diri!!

AMEL

Aduh..kenapa jadi bertengkar lagi begini?

Astri sudahlah, memang kamu yang bicaranya ketus. Apa salahnya minta maaf?

ASTRI

Kenapa ini semuanya?? Kenapa jadi menyudutkan aku?? Kalian bersekongkol??

ABAY

Astri, dengarkan aku.. Kamu harus berhenti bersikap seperti ini.. Aku sangat tahu semua yang kau lakukan adalah karena kau sayang pada kami semua.. Tapi kamu harus paham kalau sikap kamu menyakiti kami semua.. Kamu harus merubahnya..

ASTRI

Baik! Aku paham! Kalau kalian minta aku untuk merubah sikap, aku juga mau minta kalian untuk merubah sikap kalian!!

FIRNI

Sikap apa?

ASTRI

Ok, kita mulai dari kamu, Firni!

Kita semua tahu kalau kamu dewasa, orang yang paling sering menjadi tempat berbagi masalah karena kamu bisa memberikan solusi yang tepat. Tapi kamu harus bisa memporsir perhatian kamu agar tidak hanya tertuju pada satu orang saja! Kamu terlalu perhatian pada Yara sehingga waktu untuk kita yang lainnya menjadi tidak ada. Kamu selalu menganggap masalah Yara jauh lebih penting dari masalah siapapun.

FIRNI

Apa aku begitu?.. (menoleh ke yang lainnya, yang lain sebagian menunduk, sebagian menunduk)

ASTRI

Abay!

(Abay menoleh kaget ke Astri)

Kamu laki-laki satu-satunya di antara kita semua. Kamu juga paling dewasa di antara kita, itu jelas, karena kamu laki-laki dan kamu harus bisa memimpin kita semua. Tapi kenapa kamu tidak bisa bersikap sewajarnya laki-laki sejati? Kenapa kamu lebih memilih untuk terus berjalan dengan kita semua dibanding teman laki-laki kita? Kita masih tetap bisa bersahabat meskipun kamu bergaul dengan teman laki-laki lain. Terkadang sikap centil dan femininmu melebihi kita semua.

(Abay menunduk)

Astri menoleh ke Eva yang langsung buang muka dengan kesal.

Berhenti hambur-hambur uang! Seperti apapun kamu membagi barang belanjaanmu kepada kita semua, tetap saja itu membuat rentang di antara kita. Membuat kita selalu merasa ada di bawahmu..

Amel..kita semua tahu kamulah yang paling cantik dan paling tenar. Tapi kamu jangan terlalu memamerkan kecantikan dan kebekenan kamu, terkadang membuat kita risih. Setiap kita berkumpul, yang kamu bicarakan pasti selalu tentang banyaknya laki-laki yang mengejarmu. Kamu juga harus memikirkan kita yang tidak seberuntung dirimu..

Anis.

ANIS

Anis menoleh kaget dan langsung menutup bukunya.

Iya, iya, aku tahu, kalian pasti mau bilang aku ini selalu menyendiri dan tidak mau bergabung kan? Kalian mau bilang aku ini kutu buku dan sok pintar.. Sebenarnya bukan begitu. Aku sangat tidak percaya diri untuk berada di tengah-tengah kalian. Kalian semua ceria, aktif, berani, dan selalu punya topik untuk diobrolkan. Sedangkan aku sama sekali tidak tahu apa-apa. Aku takut salah dan nantinya dimusuhi seperti yang dulu-dulu..

Firni mendekat ke Anis dan merangkulnya.

FIRNI

Kita gak akan pernah memusuhi kamu kok, sayang.. Kamu jangan berprasangka buruk gitu.. Mulai sekarang kamu harus mau berbaur sama kita ya? (mengambil buku di tangan anis dan menutupnya. Anis tersenyum)

Abay maju ke tengah-tengah seakan menengahi.

ABAY

Berarti masalahnya clear ya?

Seharusnya dari dulu kita bisa buka-bukaan kayak gini. Jangan ada yang dipendem satu sama lain. Biar persahabatan kita tetap awet.

Akhirnya mereka semua saling berpelukan dan minta maaf satu sama lain. Yara hanya duduk di tengah semua itu, memandangnya sambil tersenyum sekaligus haru.

Selesai mereka bermaaf-maafan, Yara mulai bicara dan semua mata langsung tertuju padanya.

YARA

Terima kasih ya, teman-teman..melihat kalian akur seperti ini aku bahagia banget. Ini yang aku ingin dari dulu karena aku tau, kalian, satu sama lain masih saling mendem kekesalan yang seharusnya dalam persahabatan nggak boleh ditutupin, dipendem, apalagi cuma diomong di belakang.

Aku sengaja ngadain reuni ini, biar aku bisa nyelesain sesuatu sebelum aku pergi. Melihat kalian gini, aku bisa tenang sekarang. Beban pikiran aku hilang.

Sekarang... Ada yang mau kalian keluhkan tentang aku?

Mereka saling berpandangan beberapa saat lalu akhirnya kembali menatap Yara yang kondisinya mendadak semakin lemah. Kali ini Astri kembali buka suara.

ASTRI

Enggak, sayang.. Nggak ada yang bakal kita keluhin tentang kamu. Kamu sempurna di mata kita. Kita sayang banget sama kamu..

ANIS

Kamu yang paling baik, makannya kenapa, aku Cuma berani cerita sama kamu, nggak ke yang lainnya.

EVA

Makasih ya, kamu udah mau menjadi pendengar dan pemberi saran yang baik buat semua curhatan aku. Aku tau kamu pasti bisa merukunkan kita semua seperti ini.

FIRNI

Aku tau, kamu yang paling sayang sama kita semua..Kamu selalu pengen yang terbaik buat kita.

ABAY

Makasih ya, Yara..

AMEL

Makasih, Yara.. Kita sayang kamu..

Yara tersenyum sambil menutup matanya. Dia diam sejenak, merasakan hembusan angin melewati kulitnya dan bau rumput segar memasuki lubang hidungnya. Lalu dia membuka kedua matanya. Teman-temannya masih disana, terus memandangnya dengan senyum.

Langit saat itu putih bersih. Yara menatapnya dalam-dalam. Dia tahu sebentar lagi dia akan meraih langit itu.

Yara membuka kedua tangannya dan kesemua teman-temannya memeluknya. Setelah itu degan satu tarikan nafas panjang, dia menutup matanya dan tidak membuka lagi. Nafasnya berhenti.

Semua teman-temannya menghilang, hanya dia sendiri.

VII. Rumah Ibu Yara

Sebuah ruang rumah yang rapi dan nyaman terlihat.

Perlahan foto-foto Yara terlihat. Sepanjang deretan foto, yang terlihat hanyalah fotonya bersama Ibunya saja, Ayahnya tidak ada. Foto bermulai dari saat ia kecil hingga ia besar.

VIII. Rumah Ayah Yara

Sebuah rumah kecil, berantakan, dan kotor terlihat.

Kembali secara pelan foto-foto Yara terlihat. Kali ini fotonya hanya bersama Ayahnya saja. Tapi foto itu hanya foto-foto dirinya saat masih kecil, tidak ada fotonya ketika sudah besar.

XI. Rumah Ibu Yara

Ibu dan Ayah Yara duduk bersama di ruang tamu dengan masing-masing mengenakan pakaian hitam. Mereka menunduk sedih sambil sama-sama memandangi album foto Yara.

AYAH

Seharusnya kita tidak pernah bercerai.

IBU

Seharusnya kita selalu ada bersama untuk dia. Dia mengalami sakit seorang diri. Berjuang sendiri dengan angan-angan selalu ingin kita akur kembali.

AYAH

Siapa saja nama yang dibuatnya?

Ibu memandang ke atas, mengernyitkan mata, mencoba mengingat baik-baik.

IBU

Ada Firni, Amel, Anis, Abay, Eva, dan Astri.

Dia sering cerita, kalau dia sangat sedih karena semua temannya itu sama sekali tidak akur. Mereka sering saling membicarakan satu sama lain di belakang. Dia ingin sebelum dia pergi, kesemuanya akur.

AYAH

Dia ingin kita akurkah?

IBU

Saya rasa begitu.

X. Rumah Ibu Yara

Ibu Yara duduk di ruang tv, membaca majalah, Yara muncul dari pintu masuk.

YARA

(Menjadi Firni)

Permisi, tante.. Yaranya ada? Saya denger semalem dia masuk rumah sakit lagi ya? Boleh saya jenguk, tante?

(Menjadi Amel)

Tante?...Yara sudah sembuh? Ini, saya bawain kue..

(Menjadi Anis)

Per..misi.. Yaranya ada?

(Menjadi Eva)

Taaaanteeeee!!!! Iiih apa kabar tante!!! Aku bawain belanjaan juga lho buat, tante.. Scaaaarf...tante suka? Yaranya ada di kamar? Aku masuk ya? Aku juga bawain banyak banget lho oleh-oleh buat dia!

(Menjadi Abay)

Permisi, tante.. Saya boleh jenguk Yara?..atau dia lagi istirahat?

(Menjadi Astri)

Tante, saya bisa ketemu Yara sekarang? Saya yakin pasti temen-temen saya yang lain udah ganggu istirahat dia ya?..